Diabetes melitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula dalam darah (hiperglikemia) karena tidak terdapatnya insulin dalam tubuh, terjadi penurunan sekresinya, dan/atau fungsi insulin tersebut terganggu. Matoa (Pometia pinnata J.R.Forster & J.G. Forster) merupakan tanaman yang telah dimanfaatkan oleh Bangsa Asia sebagai salah satu tanaman obat tradisional. Kulit batang matoa juga merupakan salah satu tanaman yang digunakan oleh masyarakat di Tobelo dalam mengobati diabetes. Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit batang matoa memiliki aktivitas dalam menghambat enzim α-glukosidase, yang berperan dalam memecah mono/disakarida menjadi glukosa. Berdasarkan uraian tersebut, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui aktivitas hipoglikemik dari ekstrak kulit batang matoa secara in vivo pada tikus putih jantan galur Wistar dengan metode toleransi sukrosa. Penelitian dilakukan melalui tahap pengumpulan dan determinasi tanaman, penyiapan simplisia, ekstraksi, penapisan fitokimia, pengujian parameter ekstrak serta pengujian aktivitas hipoglikemik dengan metode toleransi sukrosa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dengan taraf kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan pemberian ekstrak etanol kulit batang matoa dengan dosis 150 mg/200g BB, 300 mg/200g BB, serta 600 mg/200g BB tidak memberikan perbedaan kadar glukosa darah yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Namun, pada kelompok uji 2, pada menit ke-120, terdapat perbedaan kadar glukosa darah yang signifikan dari perlakuan yang diberikan dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif.